Minggu, 14 September 2008

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Sejarah

A. Sejarah Perkembangan Ilmu
Perkembangan ilmu seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak melainkan secara bertahap, karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau kita harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara preodik, karena setiap periode menampilkan cirri khas tertentu dalam perkembangan ilmu.
Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu pada peradapan Yunani. Di bawah ini akan dijelaskan secara ringkas tentang sejarah perkembangan ilmu yang dimulai dari periode Yunani sampai zaman kontemporer.
1. Zaman Pra Yunani Kuno
Pada masa ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan oleh sebab itu zaman pra Yunani Kuno disebut dengan zaman batu tua, zaman batu muda, dan zaman logam yang berkisar antara 4 (empat) juta tahun sampai 20.000 tahun.
a. Zaman batu tua / zaman pra sejarah/masyarakat purba
Masa dari zaman batu ini adalah antara 4 (empat) juta tahun sebalum masehi sampai kira-kira 20.000 juta tahun sebelum masehi. Alat-alat yang ditemukan pada zaman ini adalah sebagai berikut :
Alat-alat dari batu dan tulang
Tulang belulang hewan
Sisa-sisa dari beberapa tanaman
Gambar dalam gua-gua
Tempat-tempat penguburan
Tulang belulang manusia purba
Bukti peninggalan ini menunjukkan tiga sifat yaitu :
Adanya konsep tentang alat untuk kegiatan manusia
Konsep tersebut menjelma menjadi benda-benda yang dipakai oleh sekelompok manusia dan menunjukkan adanya perubahan
Perubahan itu ada hubungannya dengan perbaikan fungsi dan perbaikan bahan
b. Zaman batu muda/zaman sejarah (peradapan dan pertanian)
Kemampuan menulis dan membaca
Kemampuam berhitung
c. Zaman logam (kebudayaan klasik)
Penemuan logam yang kemudian menjadi alat perunggu, baja, dan perluasan yang sangat tinggi harganya, kemudian antara abad ke-15 sampai 6 SM manusia telah menemukan besi, tembaga, dan perak untuk berbagai peralatan. Abad ke-15 SM peralatan besi dipergunakan pertama kali di Iraq, tidak di Eropa atau Tiongkok. (Brower, 1982, hlm, 6)
Secara singkat zaman purba ditandai oleh lima macam kemampuan sebagai berikut :
a.Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman
b.Pengetahuan yang berdasarkan pada pengalaman itu diterima sebagai fakta
c.Kemampuan menemukan abjad dan system bilangan alam sudah menampakan perkembangan pemikiran manusia ketingkat abstraksi
d.Kemampuan menulis, berhitung, dan menyusun kalender yang didasarkan pada sintesis terhadap hasil abstraksi yang dilakukan
e.Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa fisis yang sebelumnya pernah terjadi seperti gerhana bulan. (Rizal Muntazir, 1996)
Pada abad ke-6 SM muncul/ lahirnya filsafat. Timbulnya filsafat ditempat itu disebut suatu peristiwa ajaib (the greek miracle), ada beberapa factor yang sudah mendahuluinya dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani. K. Berteus menyebutkan ada tiga factor yaitu sebagai berikut :
a.Pada bangsa Yunani seperti juga pada bangsa-bangsa sekitarnya terdapat suatu mitologi yang kaya serta luas
b.Kesusastraan Yunani
c.Pengaruh ilmu pengetahuan yang pada waktu itu sudah terdapat di Timur Kuno.

2. Zaman Yunani Kuno (abad 6 SM-6 M)
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman kemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat karena bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Pada dasarnya kelahiran filsafat tidak dirintis oleh dunia Timur. Sudah ditegaskan oleh Diogenes Laertius ditahun 200 yang kemudian diperkuat oleh Edwar Zeller.
Pada saat kelahirannya ilmu yang identik dengan filsafat mempunyai corak mitologik dengan segala sesuatu yang ada yang merugikan ada diterangkan. Berbagai macam kosmogoni menyelesaikan bagaimana kosmos dengan berbagai aturannya terjadi, dan dengan theoginya diterangkan peranan para Dewa yang merupakan unsur penentu terhadap segala sesuatu yang ada.
Bersamaan dengan mulai pudarnya kekuasaan Romawi semua itu merupakan isyarat akan datangnya tahapan baru yaitu filsafat yang harus mengabdi pada agama. Filsuf besar pada waktu itu adalah Agustinus dan Thomas Aquinus telah memberi ciri khas pada filsafat abad pertengahan.
Filsafat Yunani Kuno yang sekuler telah dicairkan dari autinominya dengan doktrin gerejani, sehingga filsafat berubah menjadi corak teologik Biara tidak lagi menjadi pusat kegiatan agama tetapi juga menjadi tempat kegiatan intelektual.
2.1. Zaman kemasan filsafat Yunani
Beberapa filsuf pada masa ini antara lain :
a.Thales (pendapatnya tentang alam semesta) ia adalah filsuf pertama Yunani yang lahir di Miletus (624-548 SM) Thales berpendapat bahwa Arche (berupa air) merupakan prinsip dan dasar pertama dari segala sesuatu dan karenanya filsafatnya dinamakan filsafat alam.
b.Anaqimander menurutnya didalam arche masih terkumpul sifat-sifat yang berlawanan : panas dan dingin, kering dan basah, di dalam suatu kesatuan yang tidak tertentu azaz ini dinamakan apeiro (yang tidak tertentu).
c.Anaximenes menurutnya arche itu udara bahwa di dalam hawa terlaksanalah kesatuan dan sifat-sifat yang berlawanan : bahwa ada dingin atau panas tergantung dari pada meniupkannya dari mulut.
d.Phitagoras (bentuk dan bilangan) lahir di pulau Samos 580-500 SM menurutnya arche itu bilangan dan asas segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar bilangan-bilangan.
e.Herakleitos ia lahir di Ephesus 540-473 SM menurutnya arche itu api ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu terus mengalir.
f.Parmenedes berpandangan bahwa melihat realitas itu tetap, tidak berubah, arti penting Permenedes adalah gagasannya tentang “ada” ia merupakan filsuf pertama yang mempraktekkan cabang filsafat yang dikenal dikemudian hari dengan “metafisika”. Permenedes juga mengatakan bahwa segala sesuatu itu tetap tidak bergerak. (Losiyo dan Yuwono, 1985, hlm, 52)
2.2. Masa Helinistis dan Romawi
Masa Helinistis yaitu masa atau kebudayaan Yunani tidak terbatas lagi pada kota-kota Yunani saja tetapi mencakup juga seluruh wilayah yang ditaklukkan Alexsander Agung, pada saat ini muncul beberapa aliran sebagai berikut :
a.Stoisisme menurut paham ini jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut Logos.
b.Epikurisme menurut paham ini segala-galanya terdiri atas atom-atom yang senantiasa bergerak
c.Eaklektisisme menurut paham ini suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsure.
d.Neo Platonisme paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat plato tokohnya adalah plotinus.
3. Zaman Abad Pertengahan (6-16 m)
Zaman pertengahan di Eropa adalah zaman keemasan bagi kekristenan. Zaman pertengahan selalu dibahas sebagai zaman yang khas karena dalam abad-abad ini perkembangan alam Eropa sangat terkendali oleh keharusan untuk disesuaikan dengan ajaran agama. (Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, 2006, hlm, 66-67)
Pada abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya, perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen yang diajarkan oleh nabi Isa as.
Pada permulaan abad masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu. (Sujiyono, 2007, hlm, 85)
Manusia pada abad pertengahan merupakan kesatuan sebagai manusia. Mereka mempersoalkan “mengapanya” segala sesuatu. Tetapi di samping itu makin jelas juga bahwa manusia abad pertengahan mempunyai cara yang “tersendiri” dalam mencari sebab-sebab yang terakhir dari segala sesuatu. Adapun di dalam usahanya menerangkan tentang :
Cara berfilsafatnya dipimpin oleh Gereja
Berfilsafat di lingkungan ajaran Aristoteles
Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.
Tiap-tiap alasan yang dikemukakan ini mengandung sedikit kebenaran tetapi tidak sampai pada hakekatnya. (Epping O.F.M dan Stockum Juntak, 1983, hlm 126-127) Filsafat pada abad pertengahan mengalami beberapa periode sebagai berikut :
a.Periode Patristik
Patristik berasal dari kata latin “patres” yang berarti bapa-bapa Gereja ialah ahli-ahli agama Kristen pada abad permulaan agama Kristen dan periode ini mengalami dua tahap, pertama : Permulaan agama Kristen setelah mengalami berbagai kesukaran terutama mengenai filsafat Yunani maka agama Kristen memantapkan diri. Ke luar memperkuat Gereja dan ke dalam menetapkan dogma-dogma. Kedua : Filsafat Augustinus yang merupakan seorang ahli filsafat yang terkenal pada masa patristik. Augustinus melihat dogma-dogma sebagai suatu keseluruhan (Endang Daruni Asdi, 1978, hlm, 1-2).
b.Periode Skolastik
Aslinya “skolastik” itu adalah sebuah kata sifat yang berarti “sekools” (berbau sekolah atau aliran) periode skolastik berlangsung dari tahun 800-1500 M. periode ini dibagi menjadi tiga tahap :
Periode skolastik awal (abad ke 9-12)
Ditandai oleh pembentukan metode-metode yang lahir karena hubungan yang rapat antara agama dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah persoalan tentang universialia. Periode skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata berfilsafat agama, hal ini merupakan bagian dari pada kebudayaan abad pertengahan yang bersifat agama.
Periode puncak perkembangan skolastik (abad ke-13)
Periode yang dalam mengabdi pada theology atau dalam bekerja sama dengan wahyu Tuhan berusaha secara rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai “berpikir” dan “sifat ada”, “kejasmanian” dan “kerohanian”, ”baik dan buruk”.
Berdasarkan rumusan dan pengertian secara demikian maka menurut Zeller dan Carra De Vaux lalu juga dapat dikatakan adanya skolastik Yahudi dan skolastik arab. Periode ini juga ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat Arab dan Yahudi. Puncak perkembangan pada Thomas Aquinus.
Periode skolastik akhir (abad ke-14-15)
Periode yang dimana sebagai system dalam mencapai semua pengetahuan kodrat dimasukkan dalam syuthesu yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
Periode ini ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang kearah nominalisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak memberi petunjuk tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal, pengertian umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilaikebenaran yang objektif (Endang Darni asdi, 1978, hlm 3 ).
4. Zaman Renaissance (abad 14-16 M)
Zaman renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Pemikiran dari zaman pertengahan ke zaman modern juga ditandai oleh suatu era yang disebut dengan “Renaissance” . Renaissance adalah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern dan yang sangat menaruh perhatian dalam bidang seni lukis, patung, arsitektur, musik, sastra, filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi (Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, 2006, hlm, 69).
Manusia pada zaman ini adaah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan campur tangan ilahi. Manusia bebas yang dimaksudkan dan didambakan adalah manusia bebas seperti yang ada pada zaman Yunani Kuno.
Pada zaman renaissance ini orang-orang barat mulai berfikir secara baru dan secara berangsur-angsur. Melepaskan diri dari otoritas kekuasaan Gereja yang selama ini telah (mengungkung) kebebasan dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan.
Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada zaman renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembangan pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger bacon, Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei, berikut cuplikan pemikiran para filsuf tersebut :
a.Roger Bacon berpendapat bahwa pengalaman (empiris) menjadi landasan utama bagi awal dari ujian akhir bagi semua ilmu pemgetahuan. Matimateka merupakan syarat utama untuk mengelola semua ilmu pengetahuan. Bacon adalah pemikir yang seolah-olah meloncat keluar dari zamannya dengan menjadi perintis filsafat ilmu pengetahuan. Ungkapan Bacon yang terkenal adalah “Knowledgeis power“ (pengetahuan adalah kekuasaan) (Surajiw, 2007, hlm, 86).
b.Copernicus mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari sehingga matahari menjadi pusat (heliosentrisisme) pendapat ini berlawanan dari pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan Prolomeus yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (goesentrisme) Copernicus adalah seorang tokoh Gerejani yang ortodoks. Teori Copernicus ini melahirkan revolusi pemikiran tentang alam semesta terutama astronomi.
c.Johannes Keppler menemukan tiga buah hokum yang melengkapi penyelidikan Brahe sebelumnya yaitu :
Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan circle namun gerak itu mengikuti elips. Orbit semua planet berbentuk elips.
Dalam waktu yang sama garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
Dalam penghitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A dan B dengan matahari adalah x dan y sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q maka P2 :Q2 = X3 : Y3.
Galileo Galilei membuat sebuah teropong bintang yang terbesar pada masa itu dan mengamati beberapa peristiwa angkasan secara langsung.ia menemukan beberapa peristiwa penting dalam bidang astronomi. Ia melihat bahwa planet venus dan marcurius menunjukkan perubahan-perubahan seperti halnya bulan, sehingga ia menyimpulkan bahwa planet-planet tidaklah memancarkan cahaya sendiri, melainkan hanya memantulkan cahaya dari matahari.
5. Zaman Modern(16-19 M)
Pemikiran filsafat modern bermula di Eropa sejak pertengahan abad 15 seiring dengan kebangkitan Eropa sampai pada akhir abad 19. filsafat pada periode modern mengambil dua bentuk yaitu filsafat “Rasionalism” yang didasarkan pada akal dan filsafat “Empirism” yang didasarkan pada panca indera, selanjutnya filsafat modern mencakup enam filsafat sebagai berikut :
a.Filsafat rasionalism
Aliran ini menyatakan bahwa sumber pengetahuan adalah akal dan dipahami melaluai intuisi bukan panc indera dan metodenya menggunakan metode deduktif, diantara tokoh-tokohnya adalah sebagai berikut :
Rene Deskrates (w. 1650) dia menyatakan bahwa ada tiga esensi yaitu akal, materi, dan Tuhan, dan dia telah meletakkan dasar-dasar untuk dirinya moral filsafat yang dianggap dapat membawa dirinya pada kebahagiaan sambil bersandar pad agama yang di dalamnya membahas tentang kebesaran Tuhan.
Baruch Benedict Spinoza (w. 1677) filsafat Spinoza mempunyai cirri sebagai filsafat Monism (ke satu an) sedangkan esensi sesuatu dalam segala sesuatu dia menyatakan bahwa semua hakekat sebenarnya adalah sifat dari esensi yang satu ini.
Charles Daewin dia dikenal sebagai penganut teori evolusi yang panatik. Darwin memyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada makhluk di bumi terjadi karena seleksi alam. Teorinya yang terkenal adalah straggle for life (perjuangan untuk hidup).
b. Filsafat Empirism
Aliran ini menyatakan bahwa panca indera dan eksperiman adalah sumber pengetahuan, oleh karena itu mereka menggunakan metode induktif para tokohnya adalah sebagai berikut :
John Locke (w. 1704) dia menyatakan bahwa pengetahuan datang dari persepsi individu dan bahwa eksperimen adalah sumber semua pemikira kita.
George Barkley (w. 1753) dia menyatakan bahwa tidak ada dunia fisikdan bahwa fenomena alam materi tunduk pada fenomena alam pikiran. Segala sesuatu tidak ada kecuali jika sesuatu itu dapat dipahami alam pikiran atau jiwa.
Dafid Hume (w. 1716) dia menyatakan bahwa pengetahuan datang melalui eksperimen dan analisis.
c. Filsafat Pencerahan
Filsafat ini mengarahkan perhatiannya pada pengetahuan ilmiah dan menyingkap tata aturan yang membatasi perilaku manusia. Aliran filsafat ini terbagi menjadi beberapa aliran di antaranya sebagai berikut ;
Filsafat Romantism
Tokohnya adalah Jean Jacques Rousseu (w. 1778) yang menekankan perlu adanya kebebasan dan persamaan, dia menyatakan bahwa perasaan mendahului kecerdasan dan apa yang kita rasa benar adalah benar.
Filsafat Utilitarianism
Tokohnya adalah Germey Bentham (w. 1832) yang menekankan bahwa semua perbuatan dianggap bermoral selama dia mendatangkan kebahagiaan. Filsafat ini lebih dekat pada konsep yang menyatakan bahwa moral tunduk pada manfaat yang dapat dipetik oleh individu.
d. Filsafat Kontianism
Tokohnya adalah Immanuel Khan (w. 1804) yang menyatakan bahwa pengetahuan bersumber dari dua sumber yaitu pemahaman dan perasaan, dia menyatakan bahwa kesadaran pemahaman dan perasaan dapat memberikan subjak pemikiran.

e. Filsafat Idealism
Tokohnya adalah George Wilhem Friedich Hegel (w. 1831) filsafat ini menyatakan bahwa penafsiran kebenaran dapat dilakukan dengan jiwa atau akal yang disandarkan pada dasar-dasar metafisika sebagaimana pendapat Plato yang menyatakan bahwa akal adalah sumber kebenaran mutlak. Tujuan filsafat ini adalah mencari kebenaran yang membahas tentang ilmu-ilmu alam.
f. Filsafat Materialism
Tokoh utamanya adalah Karl Marx (w. 1883) filsafat ini adaah filsafat realita bukan metafisika yang melihat eksistensi alam dan manusia dengan pandangan realita bukan analisa atau spiritual, dalam filsafat ini materi menjadi dasar pengetahuan. Filsafat materialism terbagi menjadi dua yaitu :
Filsafat Sosialisme dalam marxisme sosialisme adalah tahap transisi antara kapitalisme dan komunisme di mana dalam sosialisme semua barang dan upah dibagikan tidak sama sesuai dengan pekerjaan individu.
Filsafat Komunisme, komunisme dianggap sebagai tahap terakhir dari perkembangan masyarakat menurut teori Marxism di mana dalam komunisme kedudukan Negara menipis sedamgkan barang dan upah dibagikan secara merata untuk setiap individu. Tujuan mereka adalah menciptakan masyarakat tanpa Negara.
6. Zaman Konterporer (Abad ke-20-Sekarang)
Tema yang menguasai refleksi filosofis dalam abad ke-20 ini adalah pemikiran tentang bahasa. Sebagian besar pemikiran abad ke-20 pernah menulis tentang bahasa, ungkapan filsafat yang membingungkan.
Tugas filsafat bukanlah membuat pernyataan-pernyataan tentang sesuatu yang khusus sebagaiman yang diperbuat para filsuf sebelumnya. Melainkan memecahkan persoalan yang timbul akibat ketidak pahaman terhadap bahasa logika.
Perkembangan pada abad ke-20 juga ditandai oleh munculnya berbagai aliran filsafat dan kebanyakan dari aliran itu merupakan kelanjutan dari aliran-aliran filsafat yang telah berkembang pada abad modern seperti :


1.Filsafat Fenomenalogi
Tokohnya adalah Edmant Husserl (w. 1938) dan franz Brentano (w. 1917) tujuan Husserl adalah untuk mendirikan filsafat yang dibangun di atas dasar-dasar mutlak dengan filsafatnya melalui teori “pelangsung” yang subjeknya adalah kesadaran yang berdiri sendiri, dia tidak memperhatikan kecuali hal-hal yang mucul dalam alam sadar.
Hal ini memunculkn anggapan bahwa alam yang tampak di sekitar kita bukanlah alam eksistensi (alam wujud). Dengan demikian dalam filsafat ini pengetahuan dimulai dari esensi dengan sifat-sifatnya yang tetap bujan dengan eksistensinya.
2. Filsafat Eksitensialisme
Aliran filsafat eksistensialisme diwakili oleh banyak tokoh di antaranya :
Gabrial marcel (w. 1973) filsafatnya tidak mengekui adanya metafisika karena yang dimaksud filsafat menurutyna adalah gambaran teratur yang menunjukkan eksistensi manusia dari sisi kesadaran.
Jean Paul Sartre (w. 1969) menurutnya eksistensi alam mendahului esensinya, dia juga menyatakan bahwa manusia dalam kondisi benar-benar bebas dan dialah yang membuat kebebasan ini. Dia tidak percaya dengan munculnya moral terlebih dahulu yaitu bahwa tidak ada dasar-dasar aturan akhlak atau hokum berharga yang muncul dengan sendirinya dalam segala hal yang diperbuatnya dan tidak terkait dengan apapun karena manusialah yang menciptakan kebebasan untuk dirinya.
3. filsafat Linguistik
Aliran ini didirikan oleh Ludwing Wittgenstein (1889-1951) dasar pertama filsafat ini mengatakan bahwa filsafat adalah suatu aktikfitas bukan suatu substansi hakiki bahka perhatiannya adalah “perhatian bahasa” yang dibangun atas dasar pengujian kebenaran.
Jadi filsafat ini adalah hanya sekedar memecahkan masalah melalui bahasa. Tujuannya adalah untuk meletakkan segala sesuatu di hadapan kita namun bukan untuk ditafsirkan. Jadi selama segala sesuatunya sudah jelas dia tidak perlu dijelaskan lagi.



4. Filsafat Logika Positif
Tokohyna adalah Alfred Jeles Ayer dia menentang habis filsafat metafisika dan menyatakan bahwa para filsuf metafisika sama dengan para penyair yang berbicara omong kosong.
5. Filsafat Pragmatis
Pragmatis berasal dari bahasa Yunani “Mpayau” yang berarti aksi, filsafat ini dianggap sebagai kontribusi pemikiran amerika pertama dalam filsafat barat. Filsafat ini didirikan oleh tiga orang filsuf yaitu : Carles S. Pairce (w. 1914), William James (w. 1910), dan John Dewey (w. 1952). Filsafat ini sejalan dengan Maxisme dari segi mengaitkan filsafat dengan kehidupan masyarakat dan ingin menjadikan filsafat sebagai alat untuk mengubah masyarakat. Namun sayanganya filsafat ini mewakili masyarakat kapitalis yang berusaha menambah kuantitas kapitalis.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwasannya kebudayaan manusia dewasa ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang teramat cepat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dilepaskan dari peran dan pengaruh pemikiran filsafat Barat yang terdiri dari beberapa periode yaitu :
a.Zaman Pra Yunani Kuno : Pada masa ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan oleh sebab itu zaman pra Yunani Kuno disebut dengan zaman batu tua, zaman batu muda, dan zaman logam yang berkisar antara 4 (empat) juta tahun sampai 20.000 tahun, yang terdiri dari Zaman batu tua / zaman pra sejarah/masyarakat purba, Zaman batu muda/zaman sejarah (peradapan dan pertanian), dan Zaman logam (kebudayaan klasik).
b.Zaman Yunani Kuno : Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman kemasan filsafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat karena bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi, yang terdiri dari Zaman kemasan filsafat Yunani di antara tokohnya adalah Thales, Anaqimander, Anaximenes, Phitagoras, Herakleitos, dan Parmenedes dan Masa Helinistis dan Romawi.
c.Zaman Pertengahan : Pada abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya, perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen yang diajarkan oleh nabi Isa as. Pada permulaan abad masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu, yang terdiri dari Periode Patristik dan Periode Skolastik.


d.Zaman Renaissance : Zaman Renaissance adalah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern dan yang sangat menaruh perhatian dalam bidang seni lukis, patung, arsitektur, musik, sastra, filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka telah melepaskan diri dari otoritas kekuasaan Gereja yang selama ini telah (mengungkung) kebebasan dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan di antara tokohnya adalah Roger Bacon, Copernicus, dan Johannes Keppler.
e.Zaman Modern : Pemikiran filsafat modern bermula di Eropa sejak pertengahan abad 15 seiring dengan kebangkitan Eropa sampai pada akhir abad 19. filsafat pada periode modern mengambil dua bentuk yaitu filsafat “Rasionalism” yang didasarkan pada akal dan filsafat “Empirism” yang didasarkan pada panca indera, pada zaman ini mencakup beberapa filsafat yaitu Filsafat rasionalis tokohnya Rene Deskrates, Baruch Benedict Spinoza, dan Charles Daewin, Filsafat Empirism tokohnya John Locke, George Barkley, dan Dafid Hume, Filsafat Pencerahan yang terdiri dari filsafat Romantism tokohyna adalah Jean Jacques Rousseu dan filsafat Utilitarianism tokohnya adalah Germey Bentham, Filsafat Kontianism tokohnya adalah Immanuel Khan, Filsafat Idealism tokohnya adalah George Wilhem Friedich Hegel, dan Filsafat Materialism tokoh utamanya adalah Karl Marx.
f. Zaman Konterporer : Tema yang menguasai refleksi filosofis dalam abad ke-20 ini adalah pemikiran tentang bahasa. Sebagian besar pemikiran abad ke-20 pernah menulis tentang bahasa, ungkapan filsafat yang membingungkan. Tugas filsafat bukanlah membuat pernyataan-pernyataan tentang sesuatu yang khusus sebagaiman yang diperbuat para filsuf sebelumnya. Melainkan memecahkan persoalan yang timbul akibat ketidak pahaman terhadap bahasa logika, yang terdiri dari beberapa filsafat yaitu Filsafat Fenomenalogi tokohnya adalah Edmant Husserl, Filsafat Eksitensialisme Gabrial marcel dan Jean Paul Sartre, filsafat Linguistik tokohnya adalah Ludwing Wittgenstein, Filsafat Logika Positif tokohyna adalah Alfred Jeles Ayer, dan Filsafat Pragmatis tokohnya adalah Carles S. Pairce, William James dan John Dewey .
Demikin sekilas tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan yang dimulai dari sejak zaman pra Yunani Kuno hingga zaman Kontemporer.
DAFTAR PUSTAKA


Epping, dkk. Filsafat Ensie. Bandung: Jemmars Bandung. 1983. Cet. I.
Mustansyir, Rizal, dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006. Cet. V.
Salam, Burhanuddin. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000. Cet. I.
Surajio. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2007. Cet. I.
Suriasumantri., Jujun. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2003. Cet. VI.
Tafsir, Ahmad. Filsafat Umum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005. Cet. XIII.
Tamburaka, Rustam. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah-Sejarah Filsafat dan IPTEK. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1999. Cet. I.
Ghofur, Abdul. 2007. Dikta Filsafat Ilmu.

Tidak ada komentar: