Minggu, 14 September 2008

Metode Ilmiah

A. Pengertian Metode Ilmiah
Metode secara etimologis berasal dari kata yunani “meta” yang berarti sesudah dan “hodos” yang berarti jalan. Jadi metode berarti langkah-langkah yang di ambil menurut urutan tertentu, untuk mencapai pengetyahuan yang benar ,yaitu suatu tatacara,tehnik atau jalan yang telah dirancang dan di pakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis apapun, baik pengetahuan humanistic dan histories, ataupun pengetahuan filsafat dan ilmiah.(Sri Soeprapto,2003)
Menurut Almack(1939),metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan menurut Burhanuddin Salam(1997) metode ilmiah merupakan cara dalam mendapatkan pengetahuan yang diperoleh dengan mempergunakan metodde ilmiah dapat digolongkan kepada pengetahuan yang bersifat ilmiah,disingkat pengetahuan ilmiah.
Metode ilmiah dalam prosesnya untuk menemukan pengetahuan yang dipercaya terdiri atas beberapa langkah tertentu yang semuanya kait-mengkait satu sama lainnya secar dinamis. Seorang ilmuwan harus mengenal langkah-langkah ini dengan seksama, agar bisa sampai pada kesimpulan yang benar. (Burhanuddin Salam, 1997).
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara dalam rangka ilmu tersebut,untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan.Tanpa metode ilmiah,suatu ilmu pengetahuan itu sebenarnya bukan suatu ilmu,tetapi suatu himpunan pengetahuan saja tentang berbagai gejala, tanpa dapat disadari hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lainnya.1
Karena masalah yang dihadapinya adalah nyata, maka ilmu mencari jawabannya pada dunia nyata pula. Ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta. Esensi menyatakan, apapun juga teori yang menjembatani antara keduanya. Teori yang di maksudkan disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut, tetapi merupakan suatu abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya, teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objek yang dijelaskannya, tetapi harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.
Disinilah pendekatan rasional digabungkan dengan pendekakan empiris dalam langkah-langkah yang disebut metode ilmiah. Secara rasional, maka ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan. Pengetahuan yang secara empiris, ilmu memisahkan pengetahuan yang sesuai dengan fakta dan yang tidak fakta. Dengan sederhana, maka hal itu berarti bahwa untuk semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat, yaitu :
1.Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.
2.Harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun konsistennya kalau tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat iterima kebenarannya secara ilmiah.

Dengan demikian logika ilmiah merupakan gabungan antara logika dedukatif dan logika induktif dimana rasionalisme dan empirisme hidup berdampingan dalam sebuah system dengan mekanisme korektif.
Metode ilmiah merupakan cara atau prosedur yang digunakan dalam kegiatan untuk memperoleh pengetahuan secara ilmiah atau ilmu. Metode ilmiah sekurang-kurangnya ada dalam lima langkah yang dapat dikatakan sebagai pola umum, yaitu :
1.Penerapan/perumusan masalah. Merupakan pernyataan mengenai obyek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diindentifikasikan factor-factor yang terkait didalamnya.
2.Perumusan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentku konstelasi permasalahan.
3.Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesipulan dari kerangka berfikir yang dikembangkan.
4.Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperhatikan apakah terdapat fakta-fakta mendukung atau tidak.
5.Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima.2

Keseluruhan langkah diatas harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah. Walaupun langkah-langkah ini secara konseptual tersusun dalam urutan yang teratur, dimana langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya, namun dalam praktek sering terjadi lompatan-lompatan. Hubungan antara langkah yang satu dengan langkah yang lainnya tidak terikat secara stabil melainkan dinamis dengan pengkajian ilmiah yang tidak semata mengandalkan penalaran melainkan juga imajinasi dan kreativitas.
Pada dasarnya pola umum dalam metode ilmiah ini dapat dipakai dengan melihat sejarah perkembangan ilmu itu sendiri yang telah berlangsung dari abad ke abad. Sekaligus dengan melihat perkembangan ilmu pengetahuan tersebut, dapat difahami bahwa tersebarnya ilmu pengetahuan menjadi banyak cabang ilmu-ilmu khusus antara lain juga bersangkutan dengan metode ilmiah yang digunakan. Ilmu-ilmu terutama berbeda sama lain, karena digunakannya metode-metode yang sangat berkelainan untuk menyelediki, melukiskan dan mengerti realitas. (Van Melsen, 1986).
Bidang keilmuan terutama metodologinya secara langsung menyangkut obyeknya. Dan dibedakan secara jelas antara Naturwissenschften dan Geisteswissenschaften. Sedangkan Geisteswissenschaften adalah ilmu-ilmu budaya atau ilmu-ilmu yang objeknya hasil atau ekspresi roh manusia. (Sri Soeprapto, 2003).
Sifat-sifat objek yang berbeda dari kedua tipe ilmu pengetahuan diatas membawa konsekwensi logis pada adanya perbedaan yang mendasar dibidang metodologi bagi masing-masing ilmu pengetahuan tersebut, seperti ilmu-ilmu kealaman biasanya disebut siklus-empirik. Istilak siklus-empirik ini menunjukkan pada dua macam hal yang pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang dan empirik yang menunjukkan pada sifat bahan yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam tingkatan pertama dapat diregistrasi secara inderawi. Metode siklus empirik ini mencakup lima tahapan yaitu, observasi, induksi, deduksi, eksperimen dan evaluasi. Sedangkan ilmu-ilmu sosial pada umumnya menggunakan metodologi yang disebut metode linier. Metode linier memilki beberapa tahap yaitu persepsi, konsepsi dan perediksi. Persepsi adalah penangkapan data melalui indera. Konsepsi adalah pengolahan data dan penyusunannya dalam suatu sistem. Prediksi adalah penyimpulan dan sekaligus peramalan. (Sri Soeprapto, 2003).
Skema 1
Langkah-langkah dalam Metode Ilmiah menurut Jujun S

B. KRITERIA METODE ILMIAH
Upaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
1.Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yan ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisis haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasarkan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda, atau kegiatan sejenisnya.
2.Bebas dari Prasangka (bias)
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prsangka, bersih yang jauh dari pertimbangan subjektif. Mengggunakan suatu fakta haruslah dengan alas an dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
3.Menggunakan prinsip-prinsip analisis
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisis. Semua masalah harus dicari sebab musabab serta pemecahannya denga menggunakan analisis yang logis. Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanay atau hanya dibuat deskripsinya saja, akan tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan mengguanakan analisis yang tajam.
4.Mengguanakan Hipotesis
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntut dalam proses berfikir dengan menggunakan analisis. Hipotesis harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran kea rah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran denga ntepat. Hipotesis merupakan pegangan yang khas dalam menuntut jalam pikiran penelitian.
5.Menggunakan ukuran objektif
Kerj penelitian dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan hars dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
6.Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan kcuali untuk atribut-atribut yang tidak dapat dikuantifikasikan. Ukuran-ukuran seperti ton, mm, perdetik, kilogram dan sebagainya harus selalu digunakan. Jauhi ukuran-ukuran seperti, sejauh memandang, sehitam aspal dan sebagainya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, rangking dan rating. (Moh. Nazir, 2003).

C. JENIS-JENIS METODE ILMIAH
Ilmu pengetahuan sebagaimana disinggung diatas mempunyai metode tersendiri dalam memperoleh pengetahuan aau kebenaran.Menurut Burhanuddin salam (1997) sejumlah lmu seperti fisika,Astronomi, dan Psikologi dalam penyalidikannya tidak hanya menggunakan satu macam metode saja.Ilmu pengetahuan seperti Astronomi berangkat dengan menggunakan metode observasi. Fisika dan Kimia menitik beratkan pada eksperimen, sedangkan ilmu-ilmu yang lain menggunakan metode trial and error, statistic dan samping.
Berikut akan dijelaskan beberapa jenis metode ilmiah menurut Burhanuddin Salam (1997=109-113), yaitu:
1)Metode Observasi
Metode observasi melingkupi pengamatan inderawi (sense perseption), seperti melihat ,mendengar,menyentuh,meraba,membawa sesuatu,juga didalamnya termasuk bahwa kita sadar,berada dalam situasi tang bermakna dengan berbagai fakta saling berhubungan.
2)Metode Trial and error
Metode trial and error (coba-salah) atau metode trial and success (coba-hasil) ditemukan antara hewan-hewan dimana mereka mencoba memecahkan masalahnya. Kemudian, teknik ini dipergunakan oleh ahli psikologi yang diterapkan pada penelitian tentang hewan dan manusia.
Para ilmuan menggunakan metode ini untuk mengetest ide (cita-konsep) dan system berfikir yang koheren dan memenuhi fakta serta kemantapan logika, pemecahan yang menyenangkan akan memberikan kepuasan dan hal itu merupakan bagian kepercayaan yang diterima.
3)Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah berdasarkan pada penemuan sebab-akibat dan pengujian hipotesis.

Selain dari tiga metode diatas terdapat juga metode ilmiah yang lain diantaranya:
A.Metode Induksi-Deduksi
1.Metode induksi
Ialah suatu cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat khusus, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.
Induksinya pada umumnya disebut generalisasi. Dalam ilmu social dan lebih-lebih ilmu Humaniora, induksi ini semacam case- study.kasus manusia yang kongret dan individual dalam jumlah terbatas dianalisis dan pemahaman yang ditemukan didalamnya dirumuskan secara umum atau universal.
2. Metode deduksi
Ialah suatu cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penerapan metode deduksi harus melalui dua tahap, yaitu:
a)Dan pemahaman yang telah digeneralisasi dapat dibuat deduksi mengenai sifat-sifat yang lebih khusus mengalir dari yang umum, tetapi segi khusus ini masih tetap merupakan pengertian umum.
b)Yang umum,semuanya harus dilihat kembali dalam skala yang individual.



B. Metode Analisis-sintesis

1.Metode Analisis

Adalah jalan yang di pakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan mengadakan perincian terhadap obyek yang diteliti atau cara penanganan terhadap suatu obyek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain untuk sekedar memperoleh kejelasan mengenai halnya. Jadi, dalam hal ini orang akan memperoleh sesuatu pengetahuan yang sifatnya baru sama sekali.
Tujuan pokok mengadakan analisis dalam metode ilmiah adalah untuk melakukan pemeriksaan secara konsepsional atas suatu pernyataan, sehingga dapat diperoleh kejelasan arti yang terkandung dalam pernyataan tersebut. Didalam filsafat analisis berarti pemerincian istilah-istilah atau pendapat-pendapat kedalam bagian-bagiannya sedemikian rupa sehingga kita dapat melakukan pemeriksaan atas arti yang dikandungnya.Maksud dari segala analisis adalah untuk memperokeh kejelasan arti yang sebenar-benarnya, jika berusaha memahami sesuatu maka kita perlu kejelasan tentang arti yang ingin dipahami.

2.Metode Sintesis

Adalah jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan cara mengumpulkan atau menggabungkan. Metode ini pula berarti cara penanganan terhadap obyek ilmiah tertentu dengan jalan menggabungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain, yang pada akhirnya dapat diperoleh pengetahuan yang sifatnya baru sama sekali.
Maksud pokok metode sintesis adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia.Sintesis merupakan metode untuk mencari kesatuan dalam keberagaman.

C. Metode Kualitatif-Kuantitatif

Ada beberapa ciri penelitian kualitatif-kuantitatif sebagaimana telah dirumuskan oleh Dr. Lexy J.Moleong, M,A. dalam buku metode peneliian kualitatif (1995).
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif. Kirk dan Miller memberi definisi bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya.
Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamankan.
Sebaiknya penelitian kuantitatif, melibatkan pengukuran tingkatan suatu cirri tertentu, untuk menemukan sesuatu dalam pengmatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi cirri sesuatu itu.

D. Metode Hermeneutik

Secara etimologi, kata hermeneutic berasal dari yunani hermeneu yang berarti menafsirkan, kata bendanya hermenia, sewcara harfiah dapat diartikan “penafsiran” atau interprestasi, sedangkan orang atau penafsirnya disebut hermeneut. Istilah tersebut menurut sesuatu cerita mitologis, diambil dari nama tokoh yang bernama Hermes, yaitu seorang utusan yang bertugas menyampaikan pesan yunani kepada manusia. Fungsi Hermes menjadi penting, sebab apabila terjadi kesalahpahaman tentang pesan-pesan Dewa akibatnya akan fatal bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu Hermeneutik pada akhirnya diartikan sebagai proses pengubah sesuatu dari situasi katidak tahuan menjadi mengnerti.
Hermeneutik sebagai suatu metode diartikan sebagai cara menafsirkan symbol yang berupa teks atau benda konkret untuk dicari arti dan maknanya. Metode Hermeneutik ini yang tidak dialami,kemudian dibawa kemasa sekarang. Dengan demikian penerapan Hermeneutik sangat luas yaitu meliputi bidang teologi, filosofi, linguistic dan hokum.
Hermeneutik sebagai metode pembahasan filsafat akan selalu relavan sebab kebenaran yang tergantung pada sipenafsir, yang melakukan interprestasi dan metode hermeneutic secara fleksibel, luwes dan disesuaikan dengan pikiran pada zamannya.

Kesimpulan
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis dan langkah untuk memperoleh pengetahan atau mengembangkan pengetahuan. Pola umum tata langkah dalam metode ilmiah mencakup penentuan masalah, perumusan dugaan sementara, pengumpulan data, perumusan kesimpulan dan verifikasi.
Corak-corak metode ilmiah yang berkembang menyebabkan ilmu pengetahuan bersifat positifistik, determistik, evolusionistik, sehingga analisisnya selalu dengan pendekatan-pendekatan kuantitatif dan eksperimen melalui observasi.
Adapun kreteria metode ilmiah adalah berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip-prinsip analisis, menggunakan hipotesis, menggunakan ukuran obyektif,dan menggunakan tehnik kuantifikasi.
DAFTAR ISI

Mustansyir, Rizal, dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006. Cet. V.
Surajio. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2007. Cet. I.
Suriasumantri., Jujun. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2003. Cet. VI.
Sudarto. 1997. Metode Penelitian filsafat. PT. Raja Grafindo Persada : Jakata

Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu. Bumi Aksara : Jakarta

Sugsono, Bambang. 1998. Metode Penelitian Hukum. PT. Raja Grafindo Persada ; Jakarta

Tte Liang Gie. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Liberty Yogyakarta : Yogyakarta

Tim Dosen Filsafat ILmu UGM. 2003. Filsafat Ilmu. Liberty Yogyakarta : Yogyakarta

Tidak ada komentar: